Akhir-akhir ini ada sebuah konten yang ramai dibicarakan di Youtube, Instagram, TikTok, hingga Twitter. Konten tersebut membicarakan tentang kemungkinan adanya resesi di tahun 2023, dan pembicaraan ini dirasa menghantui banyak orang.
Sebenarnya, apa sih resesi itu? Dan kenapa banyak orang yang takut dengan kejadian ini?
Secara sederhana, resesi diartikan sebagai minusnya perkembangan ekonomi sebuah negara. Penurunan itu dilihat dari perbandingan antara pertumbuhan dua kuartal yang sama di tahun sebelumnya.
Misalnya pada 2021 pertumbuhan ekonomi di kuartal 1 dan 2 di angka 5 persen, tapi di kuartal yang sama, 2022 kok malah minus 5 persen, artinya negara tersebut sudah mengalami resesi. Kalau ini terjadi terus-terusan secara beruntun, dampaknya bisa depresi.
Hmm, lumayan susah dicerna ya. Oke, Kredimin bakal jelasin dampak resesi pakai analogi tukang gorengan. Jika kamu jualan gorengan, bahan baku utama yang paling vital adalah minyak goreng dan tepung. Sekarang, harga minyak goreng sedang langka, sehingga harga melambung tinggi, dan harga tepung juga naik karena saat ini di pasaran juga langka.
Nah, jika harga bahan baku naik, tentunya harga gorengan kamu juga harus naik, dong? Atau, kalau harga jual tidak mau naik, maka gorengan yang kamu suguhkan menjadi kecil. Tentu dua hal ini tidak diharapkan oleh langganan kamu yang sudah terkenal dengan ukuran dan harganya.
Bisa jadi, mereka memilih bikin gorengan sendiri, karena barang-barang kebutuhan pokok juga sedang langka, harganya pada naik, dan di keadaan seperti ini banyak orang yang mau berhemat.
Apalagi jika orang-orang tersebut kepincut untuk menyimpan uang simpanannya di Bank, karena suku bunga sudah tinggi. Kamu sebagai penjual gorengan makin sedikit order, sehingga penjualannya menurun, dan tertatih untuk membeli kebutuhan sehari-hari, yang juga sedang naik.
Cara Mempersiapkan Kejadian ini Dari Jauh-jauh Hari
Memang, kondisi ekonomi Indonesia saat ini belum berdampak, karena masih positif, di angka 5,44 persen di kuartal 2 lalu. Namun, ke depannya? Tidak ada yang tahu, Kredipal.
Oleh karena itu agar kamu tidak babak belur tertimpa efek domino dari resesi, lebih baik persiapkan dana darurat, dengan target total pengeluaran perbulan kamu, dikali 6 hingga 12. Misalnya, kamu membutuhkan Rp2 juta untuk kebutuhan sehari-hari, maka kamu harus mengumpulkan Rp12 juta hingga Rp24 juta untuk dana darurat.
Selain itu, hindari utang konsumtif. Kalau kamu pakai cicilan dari Kredivo, lebih baik digunakan untuk kebutuhan yang penting saja, misalnya untuk memperbaiki mobil yang rusak, upgrade laptop baru demi kelancaran kerja. Pokoknya, selalu bijak dalam menggunakan utang, ya!
Terakhir, cari sumber pendapatan lain sebanyak-banyaknya! Dengan begini, kamu bisa menggendutkan tabungan dan dana darurat, agar kejadian genting di esok hari bisa teratasi dengan baik.
Selamat mencoba, Kredipal!