Walaupun Halloween bukan lahir dari budaya ketimuran seperti Indonesia, tetapi perayaan pada 31 Oktober setiap tahunnya ini sudah mendunia. Halloween sejatinya tradisi agama Kristen pada malam hari 31 Oktober, umat mengenang kembali almarhum orang-orang suci, santo dan santa, martir, dan mendiang umat-umat yang beriman.
Halloween ini sebenarnya ritual yang bersifat religius, tapi makin kesini makin melenceng dan akhirnya menjadi perayaan untuk hiburan masyarakat dunia. Berbeda dengan tujuan awal untuk mengelabui setan, penggunaan kostum menyeramkan pada perayaan Halloween modern lebih sering dimaksudkan untuk menakut-nakuti atau malah semata untuk mendulang keseruan.
Oleh karenanya, pandemi COVID-19 tahun ini dan membuat goyah perekonomian dunia dirasa sudah lebih seram dibanding ‘gimmick’ menyeramkan yang disuguhkan Halloween pada tahun ini. Terutama kepada para pekerja yang dirumahkan, bisnis yang gulung tikar hingga karyawan yang pendapatannya dikurangi karena efisiensi di kantor.
Belum lagi kebutuhan kesehatan bertambah di tengah pandemi seperti sekarang, mengatur keuangan juga menjadi lebih seram dibandingkan Halloween. Namun, segala keseraman harus dihadapi dengan kepala dingin agar tidak timbul kepanikan dan hal-hal yang tidak diinginkan. Mulai dari memprioritaskan kebutuhan, rajin catat pengeluaran dan lain sebagainya akan di bahas secara lengkap pada ulasan berikut.
Tidak Ada Lagi Bujet ‘Hura-hura’
Prioritaskan kebutuhan pokok, kesehatan, cicilan jangka panjang seperti kredit rumah atau kendaraan serta tagihan bulanan yang memang sangat wajib untuk dibayar. Pengeluaran yang tidak penting sebaiknya dialihkan dulu, seperti bujet malam minggu, subscribe atau program membership yang menuntut tagihan setiap bulan.
Apalagi sekarang kaum milenial dianggap sebagai YOLO (You Only Live Once) yang kurang memikirkan esok hari. Jika selama pandemi ini kamu tetap menjalani lifestyle seperti ini, bisa-bisa masa depan kamu lebih menyeramkan dibandingkan Halloween tahun ini.
Dana Darurat Harus Diprioritaskan
Tidak ada yang tahu pasti kapan pandemi ini akan berakhir. Bagi kamu karyawan yang saat ini masih memiliki pekerjaan dan menerima gaji secara utuh, manfaatkan rezeki ini dengan sebaik-baiknya, karena keseraman pandemi yang menyerang ekonomi dunia juga belum berhenti.
Sangat disarankan untuk memprioritaskan dan sesegera mungkin mengisi penuh pos dana darurat. Umumnya dana darurat disiapkan untuk menutupi biaya hidup atau pengeluaran selama 6 bulan ke depan, tetapi jika kamu tidak bisa mencapai itu, setidaknya cobalah untuk mengumpulkan dana darurat sebanyak 3 bulan pengeluaran terlebih dahulu.
Cicilan Hanya Untuk Keperluan Produktif Saja
Di masa pandemi seperti sekarang, sementara hindari dulu cicilan konsumtif yang berangkat dari kebutuhan lifestyle saja. Utamakan untuk menggunakan cicilan demi keperluan produktif, seperti untuk kebutuhan kesehatan maupun olahraga ataupun modal usaha untuk menambah pendapatan.
Jika kamu menggunakan cicilan untuk produktif, kamu tidak perlu membongkar tabungan kamu untuk mendapatkan kebutuhan, dan pembayaran menjadi lebih ringan karena cicilan yang kamu bayar tiap bulannya. Jangan lupa pilih cicilan dengan bunga ringan seperti yang ditawarkan Kredivo, layanan kredit online tanpa kartu kredit sekaligus pinjaman tunai, dengan bunga mulai dari 0% hingga 2,6% per bulan!
Mengatur keuangan memang susah-susah gampang dan harus dimulai sejak dini agar tidak mengalami cerita horor yang lebih ngeri dibandingkan film atau podcast yang ditampilkan selama Halloween tahun ini.