Tidak terasa tahun 2019 sudah berlalu seperti tahun-tahun sebelumnya. Ketika tahun baru tiba, pasti ada momen dimana kita mengevaluasi apa yang terjadi di tahun kemarin dan apa yang kita inginkan pada tahun yang akan datang. Obrolan ini biasanya muncul ketika mengobrol dengan teman atau terpikir sendiri karena sudah terbiasa memikirkan hal ini ketika tahun baru.
Di sinilah muncul pertanyaan, “apa sih resolusi kamu di tahun depan?”
Pemikiran dan konsep resolusi untuk tahun depan ini tidak baru, bahkan masyarakat Babilonia disebut-sebut menjadi bangsa yang pertama kali membuat resolusi tahun baru pada 4000 tahun lalu. Mereka juga yang pertama kali melakukan perayaan tahun baru—meski bagi peradaban tersebut awal tahun tidak dimulai pada Januari, tapi pertengahan Maret ketika panen dikumpulkan.
Hanya bedanya, bila masyarakat modern saat ini umumnya mengikat janji dengan diri sendiri untuk membuat target dan melakukan upaya untuk mewujudkannya, kalau masyarakat Babilonia kuno itu membuat janji dengan para dewa untuk mengembalikan hutang dan mengembalikan semua benda yang mereka pinjam.
Namun, ada beberapa tipe orang yang menanggapi soal resolusi ini. Ada yang bilang ini klise hingga resolusi menjadi landasan hidup seseorang. Mau tahu info selengkapnya? Mari simak ulasan di bawah ini.
Resolusi cuma sekadar “update status”
Bisa dibilang orang yang mempunyai pikiran seperti ini tidak sadar bahwa resolusi untuk tahun depan bisa membantu tercapainya tujuan hidup atau progres hidup seseorang.
Baginya, resolusi di tahun yang akan datang hanya sekadar harapan tanpa dilandasi niat untuk menjalankannya. Apalagi di era media sosial seperti jaman sekarang, bisa jadi hanya sekadar konten yang disiapkan untuk menghadapi perayaan tahun baru saja. Bahkan buat beberapa orang dijadikan bahan bercanda dengan konteks percintaan hingga kaum missqueen.
Sebetulnya tidak ada yang salah dengan hal tersebut, tetapi ada baiknya kamu harus mengetahui mau menjadi apa di tahun depan? Bila diibaratkan mobil, akan sangat berguna bila kamu mengendarai mobil tersebut dengan tujuan yang pasti.
Resolusi itu klise
Bagi orang yang memiliki prinsip menikmati hidup untuk hari ini atau living for today biasanya tidak pernah memiliki resolusi yang konkret tentang hidup di tahun depan. Ibarat sebuah pilar, bergantinya tahun adalah batas dimana seseorang tidak menoleh kebelakang untuk meratapi kesalahannya, namun menikmati setiap detik kehidupan di hari ini dan terus melihat ke depan untuk menghadapi kehidupan.
Jadi, bukan berarti orang yang mempunyai prinsip ini tidak mempunyai tujuan di tahun yang akan datang. Tipe orang ini tahu apa yang dia mau tetapi tidak memiliki rencana yang detail. Sehingga ia fokus dan memanfaatkan sebaik mungkin apa yang dimilikinya hari ini.
Resolusi sebagai bahan evaluasi
Hal ini biasanya terjadi secara tidak sengaja ketika sedang menjalani kegiatan sehari-hari, gagal mencapai sesuatu, kehidupan tidak berkembang hingga ketika tahun mau berganti lagi. Resolusi yang secara serius hingga tidak serius diharapkan seperti: turun berat badan dan naik gaji seakan-akan teringat kembali.
Secara tidak sadar harapan yang diucapkan (apa lagi dengan serius) bisa menjadi percikan semangat untuk terus mengejar tujuan hidup yang hasilnya akan menjadikan diri kita menjadi lebih baik lagi.
Bila sedang ada di situasi seperti ini, terus kejar resolusi kamu karena itu adalah bentuk harapan dan tujuan yang bisa dicapai dengan niat dan kerja keras. Jangan sampai resolusi itu kamu sebutkan lagi ketika tahun mau berganti.
Resolusi dijadikan landasan hidup
Tipe orang seperti ini tahu secara detail apa yang akan dicapai di tahun yang akan datang. Kalau diibaratkan bermain catur, ia tahu 1 hingga 7 langkah ke depan setelah menggerakan benteng.
Biasanya tipe orang seperti ini sudah mencatat secara detail apa yang ia inginkan secara garis besar dan merinci secara spesifik bagaimana cara menggapainya. Bila sudah ditahap serius, ia akan menempelkan satu persatu poin yang akan dicapai di kaca kamar pribadinya. Disiplin yang tinggi dan fokus yang tinggi sangat diperlukan bila memakai metode seperti ini.
Namun ada juga yang membuat resolusi di tahun yang akan datang tanpa menuliskan detail bagaimana cara mendapatkannya. Ia fokus menjalani apa yang ingin ia capai dan tahu harus berbuat apa tanpa harus detail dicatat.
Ayo jujur. Tipe seperti apa kamu? Tipe yang rajin, mengurutkan target demi target yang harus terburu dalam jangka waktu tertentu, untuk kemudian berdisiplin mewujudkannya kah? Atau tipe yang bahkan tak ingat bahwa kebanyakan orang merasa perlu membuatnya karena lebih suka mengikuti saja apa yang terjadi di depan mata?
Apapun tipe pemikiran kamu, setidaknya kamu mempunyai ambisi untuk menjadi lebih baik di tahun berikutnya. Jangan sampai yang apatis soal resolusi menjadi tidak punya tujuan yang ingin dicapai di tahun depan dan yang sudah mempunyai resolusi menjadi angan-angan saja tanpa niat menjalankannya. Jadi, sudah siap untuk menghadapi tahun 2020?