“Udah punya gaji 10 juta, kok rasanya sama aja ya kayak jaman pertama kali kerja? Duit masih seret juga! Kenapa ya?”
Gajimu saat ini sudah berkali-kali lipat lebih tinggi dibandingkan gaji pertamamu dulu, tapi tabungan masih kosong, uang di rekening sering habis duluan di pertengahan bulan, bahkan lebih parahnya, utang nggak kunjung lunas. Sebenarnya apa penyebabnya?
Percaya atau nggak, permasalahannya bukanlah pada kenaikan gaji, melainkan pada sikap kamu dalam memperlakukan uang. Nyatanya, banyak kok orang yang gajinya di bawah Rp 10 juta, tapi jauh lebih sejahtera dan aset pun bisa berkembang.
Dalam ilmu psikologi finansial, kondisi seperti ini disebut hedonic treadmill. Semakin tinggi gajimu, semakin naik pula gaya hidupmu. Ibarat sedang berjalan di atas treadmill, kondisi finansialmu pun nggak maju-maju!
Kamu yang selalu merasa kurang dengan gaji Rp 10 juta, pasti familiar dengan kondisi ini
Ada banyak faktor yang menyebabkan fenomena ini terjadi. Salah satu pemicu utamanya adalah gaya hidup. Buat kamu yang selalu merasa kurang dengan gaji 10 juta, mungkin familiar dengan kondisi di bawah ini.
Teman-teman di kantor punya barang A, kamu pun harus punya
Saat gajimu masih di kisaran Rp 4 juta, mungkin kamu nggak malu pakai baju produksi distro. Setelah naik gaji, keinginanmu pun berbeda. Kalau teman-teman bisa beli baju branded yang harganya jutaan, kamu pun harus bisa. Daripada minder, akhirnya kamu rela keluar kocek lebih besar. Coba jujur, kamu pernah nggak ngalamin hal ini?
Kalau dulu cukup makan di basement kantor, sekarang harus lunch di mall
Saat pertama kerja, makan siang di kantin kantor rasanya cukup. Soal suasana nomor dua, yang penting rasa dan perut kenyang! Tapi lain halnya kalau gaji kamu sudah mencapai angka 10 juta. Makan di basement kantor? Pikir-pikir lagi deh. Kayaknya lebih nyaman makan di mall ya?
Apalagi teman-teman kantor juga makin eksklusif. Kamu tentunya mau terlihat sejajar dengan mereka. Padahal sebenarnya sih, bisa-bisa saja makan di basement kantor. Toh sama-sama mengenyangkan. Bedanya, makan di mall malah bisa bikin kantongmu lapar!
Smartphone bukan lagi untuk komunikasi, yang penting mahal dan bergengsi
Awalnya, kamu merasa cukup dengan smartphone yang kamu punya. Yang penting masih memadai untuk digunakan komunikasi dan berselancar di media sosial. Tapi itu dulu. Sekarang prioritasmu berbeda. Semakin besar gaji, semakin kamu harus menjaga gengsi. Salah satu caranyanya dengan mengganti smartphone.
Semakin canggih spesifikasinya, terkenal merknya, dan mahal harganya, tentu semakin tinggi pula gengsinya. Karena merasa mampu untuk membelinya, kamu pun nggak berpikir panjang. Asal pakai layanan kredit tanpa memperhitungkan kondisi keuangan, yang penting smartphone impianmu bisa dibeli! Padahal, limit kredit sisa sedikit lagi, cicilan pun masih banyak yang belum lunas.
Bayangkan kalau kamu menyetop gaya hidup tersebut, ini yang bisa kamu dapatkan
Kesimpulannya, alasan kenapa kamu nggak pernah merasa cukup walaupun punya gaji yang terbilang besar adalah karena gaya hidup yang juga ikut naik, bahkan nggak jarang berlebih. Alhasil, nominal gaji 10 juta itu pun nggak ada rasanya.
Coba saja kamu menjalani gaya hidup yang sederhana seperti kamu pertama kali bekerja dulu, tapi dengan jumlah gaji 10 juta seperti sekarang. Mungkin kamu sudah bisa mulai mencicil mobil, rumah, dan membangun sejumlah aset yang berguna di masa depan. Mungkin kamu nggak perlu lagi deg-degan di pertengahan bulan karena takut gaji kurang. Atau mungkin, kamu sudah mengumpulkan modal untuk membangun bisnis pribadi. Yakin nggak tergiur dengan itu semua?
Lalu, bagaimana mengatasi gaya hidup yang terus meningkat seiring dengan kenaikan gaji?
Kenaikan gaya hidup yang sejalan dengan peningkatan gaji memang nggak masalah, selama kamu bisa mengendalikannya. Yang jadi masalah adalah jika kadar gengsimu semakin tinggi dan nggak terkendali, sehingga sebagian besar gajimu hanya dihabiskan untuk memenuhi gengsi.
Untuk itu, cara terbaik untuk menyetop gaya hidup tersebut adalah dengan mempunyai perencanaan keuangan yang matang. Kamu bisa mulai dengan membagi gajimu menggunakan prinsip yang paling mudah: 50-30-20. Angka tersebut menunjukkan berapa persen dari penghasilan bulananmu yang sebaiknya dialokasikan.
50% dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti biaya makan, transportasi, dan membayar tagihan atau cicilan, 30% untuk tabungan dan investasi, serta 20% sisanya untuk biaya entertainment.
Supaya lebih mudah dalam mengatur cashflow, kamu juga bisa manfaatkan layanan kredit seperti Kredivo. Dengan begitu, kamu nggak perlu mengeluarkan dana tunai dalam satu waktu untuk memenuhi kebutuhan, melainkan bisa mencicilnya. Menggunakan layanan kredit boleh saja, bahkan banyak keuntungannya, asal kamu nggak menganggapnya sebagai uang tambahan.
Mau mendapatkan tips-tips finansial lainnya untuk membantumu mengelola keuangan? Baca terus blog Kredivo!