Hidup di era teknologi yang berkembang pesat, kerap membuat orang-orang zaman sekarang cenderung konsumtif. Setidaknya, itulah yang disebut oleh seorang pakar pengamat gaya hidup digital. Namun, hal ini justru bertolak belakang dengan masyarakat Jepang yang beberapa tahun belakangan menggandrungi gaya hidup minimalis, dimana mereka membatasi diri untuk membeli ini itu.
Pengertian gaya hidup minimalis
Pola hidup minimalis dipengaruhi oleh filosofi Buddhisme Zen, “less is more”, yang menentang sikap konsumtif dengan cara mengurangi barang-barang yang dimiliki dan menekankan pentingnya kesederhanaan. Bukan sekadar mengurangi pembelian barang seperti pakaian, atau peralatan rumah tangga, rasa kepemilikan terhadap suatu barang juga otomatis akan berkurang.
Selain mengikuti filosofi Zen, gaya hidup ini banyak diterapkan oleh masyarakat Jepang karena Jepang merupakan salah satu negara yang cukup sering dilanda gempa bumi. 30-50 % luka yang timbul akibat gempa disebabkan oleh perabotan yang jatuh. Maka dari itu, gaya hidup ini sangat dianjurkan karena mampu mengurangi risiko luka hingga kematian akibat kejatuhan benda. Selain itu, gaya hidup minimalis ini juga banyak diminati karena semakin minimnya area perumahan dan kebutuhan untuk hidup praktis di zaman yang serba cepat ini.
Minimalisme masyarakat Jepang dapat dilihat dari rumah-rumah yang tidak memiliki kasur, dan hanya menggunakan futon (matras Jepang) sebagai alas tidur. Seperti Katsuya Toyoda, seorang editor publikasi online contohnya. Ia hanya memiliki satu meja dan satu futon di apartemennya.
Lalu ada Fumio Sasaki, yang awalnya adalah seorang kolektor buku, CD, dan DVD. Keinginannya untuk selalu update dengan koleksi terbaru membuatnya merasa lelah. Hingga akhirnya setelah memilih untuk menjadi penganut minimalis, ia kemudian menjual dan memberikan seluruh koleksinya kepada teman-temannya. Saat ini di tempat tinggal Fumio Sasaki hanya terdapat 20 pakaian di lemarinya, sudah termasuk kaos, kemeja, celana, dan jaket.
Keuntungan yang bisa didapatkan dari gaya hidup minimalis
Meski gaya hidup minimalis harus dijalani dengan penuh kesederhanaan, ternyata keuntungan yang didapatkan jauh dari kata sederhana, melainkan memiliki nilai yang sangat besar dan banyak memberi dampak positif bagi yang sudah menjalankannya. Simak deretan keuntungan yang bisa kamu dapatkan dengan menjalani gaya hidup minimalis berikut ini:
Gaji semakin awet, keuangan semakin sehat
Siapapun yang menjalankan gaya hidup minimalis harus mengurangi jumlah barang yang dimiliki. Pertama-tama, tentunya dengan menjual barang yang memang tidak digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Misalnya kamu merupakan seorang kolektor sepatu, kamu harus sanggup melepas koleksi yang sudah susah payah dikumpulkan bertahun-tahun. Lalu kamu pun tidak boleh membeli koleksi sepatu baru atau hal lainnya yang memang tidak benar-benar dibutuhkan.
Hal ini tentunya akan membawa dampak yang sangat besar pada keuanganmu. Kamu bisa menjual menjual koleksi barangmu dan menjadikannya pundi-pundi uang. Gaji bulananmu pun otomatis lebih awet karena kamu tidak mudah tergoda untuk membeli barang yang tidak dibutuhkan. Alokasi gaji yang awalnya digunakan untuk pos kebutuhan sehari-hari dan pos kebutuhan hiburan menjadi berkurang karena kebutuhanmu tidak lagi sebanyak sebelumnya. Dana tersebut bisa kamu alihkan untuk alokasi lainnya, seperti tabungan atau investasi.
Pikiran menjadi lebih tenang dan nyaman
Disadari atau tidak, lingkungan mempunyai peran besar dalam setiap tindakanmu ketika membeli sesuatu. Misalnya seperti membeli pakaian yang sedang tren, hingga mengganti gadget baru. Tidak jarang kan kamu membeli barang baru meskipun yang kamu miliki saat ini masih layak digunakan dan masih berfungsi dengan baik? Dengan menjalani hidup minimalis, artinya kamu akan merasa cukup dengan apa yang kamu miliki. Kamu tidak perlu terobsesi untuk mengikuti gengsi yang dibentuk oleh lingkungan.
Memiliki barang yang sedikit artinya kamu juga hanya menghabiskan sedikit waktu untuk bersih-bersih dan berbelanja, artinya pikiran pun bisa menjadi lebih tenang, dan terdapat lebih banyak waktu untuk melakukan aktivitas produktif. Kamu juga tidak terlalu khawatir untuk meninggalkan rumah karena hanya punya sedikit barang berharga di dalamnya.
Waktu luang bertambah, pola hidup lebih teratur
Semakin banyak barang yang kamu miliki di rumah, maka semakin banyak pula waktu yang dibutuhkan untuk mengurusnya. Namun sebaliknya, semakin terbatas jumlah barang yang dimiliki, maka segala aktivitas untuk membersihkan hingga menata rumah menjadi lebih cepat. Dengan begitu, waktu yang tersisa menjadi lebih banyak dan bisa digunakan untuk aktivitas yang lebih produktif, seperti untuk menjalani hobi, belajar, atau dihabiskan dengan teman dan keluarga.
Menganut gaya hidup minimalis merupakan bentuk evaluasi diri mengenai obsesi seseorang akan kepemilikan. Seringkali kebahagiaan diasosiasikan dengan seberapa banyak barang yang dimiliki, sehingga obsesi untuk membeli barang yang lebih bagus, dan lebih canggih tak kunjung usai. Dengan menganut gaya hidup ini, kebahagiaan bisa didapatkan dengan bermodalkan apa yang sudah dimiliki saat ini. Bagaimana, tertarik untuk menjalani hidup minimalis?